May 28, 2011

Menggugat Tuhan 4

7. Kebenaran Alkitab

Darimana kita tahu bahwa semua yang tertulis didalam Alkitab ini absolut benar? Tidak pernah ada klaim bahwa Alkitab jatuh dari langit dan ditulis oleh tangan Tuhan sendiri bukan? Tidak seperti Alquran atau tablet Musa (10 perintah Allah) yang katanya diturunkan langsung olehNya. Sedangkan the Holy Bible adalah sebuah produk dari perkembangan zaman dan konsili gereja Katolik, dimana mereka mengedit dan memutuskan Kanon apa saja yang akan dimasukkan kedalam Perjanjian Baru. Dan gospel itu sendiri ditulis oleh banyak orang, rasul, manusia dengan memasukkan persepsi dan interpretasi mereka sendiri, dan jangan lupakan bahwa terjemahan bahasa juga akan merubah sedikit banyak arti kalimat. Bayangkan betapa panjangnya proses translasi yang dilalui sebuah Alkitab bahasa Indonesia. Dari bahasa asli Aramaic ke Yunani ke Latin ke Jerman oleh Martin Luther dan seterusnya. Dan seorang penerjemah juga memiliki peran yang sangat penting. Bila Martin Luther memisinterpretasi beberapa ayat, bukankah ini akan menjadi efek bola salju yang ikut mempengaruhi kredibilitas Bible modern?

Jadi apakah kebenaran Bible itu absolut? Belum tentu menurutku. Jika kita mempertimbangkan faktor sosial, pendidikan pada zaman itu, dimana sebagai contoh, seorang wanita masih dipandang inferior, apakah ini bisa diterapkan di zaman modern ini? Salah satu perintah Allah menurut Musa. "Jangan menginginkan milik tetanggamu, harta kekayaan, istri, ternak." Disini istri dikategorikan sebagai barang kepemilikan sama seperti hewan ternak. Aku tidak akan mengutuk pasal ini, tidak juga merasa teriritasi. Ini dapat dimengerti, karena mereka hidup di zaman yang berbeda. Tapi apakah ini bisa dipraktekkan sekarang ini?
Oleh karena ini aku tidak terlalu mengerti bahwa banyak orang Kristen yang aku kenal yang mempondasikan hidup mereka pada Alkitab, semua diambil secara literal. Tahu darimana mereka bahwa semua itu pasti benar? Lebih parahnya lagi bila digabungkan dengan persepsi fanatik atau twisted dari masing-masing pribadi.

Aku selalu merasa sedih jika mendengar mereka bilang, jauhilah orang-orang yang sesat karena tercatat di Buku Suci (dan aku kutip) "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik". Ayat ini kemudian dijadikan pondasi untuk mengadili orang lain, merasa diri mereka sendiri epitom dari kebaikan. Sedangkan aku merasa lebih tenang bila melihat dari sisi cerita Yesus makan bersama Zakheus si pemungut cukai. Bukankah ini sudah kontradiktif? Yah jangan dengarkan aku, mungkin aku hanyalah seorang pendosa yang tidak suka dihakimi.

Aku bertanya pada seorang Kristen yang aku hormati, darimana dia tahu bahwa kebenaran kitab ini absolut. Dia menjawab bahwa dalam setiap masalah yang ia hadapi dalam hidup, selalu ada jawaban relevan yang dapat ia temukan disana.

Jawaban ini tidak cukup memuaskan bagiku. Menurutku jelas akan selalu ada relevansi jika kita sengaja mencari-cari. Tidak usah kita bicara Bible yang terdiri dari berpuluh-puluh Kanon, beribu-ribu halaman. Dalam sebuah lirik lagu yang mungkin hanya berbelas baris saja kita bisa menemukan relevansi ke hidup kita. Misalnya saat aku patah hati, lalu tiba-tiba aku dengar lagu I Will Survive di radio, ah, relevan sekali. Apakah boleh juga itu kuanggap divine revelation? Eh, sesudah itu kudengar lagu Everytimenya Britney, eh relevan juga ya?

Sebagai perbandingan lain: ramalan Nostradamus.
Ingat kejadian Twin Tower 9/11? Orang-orang sibuk mencari penjelasan dan relevansi.
"At forty-five degrees the sky will burn, Fire to approach the great new city: In an instant a great scattered flame will leap up"
Banyak yang menginterpretasikan ini sebagai 9/11 karena New York terletak kurang lebih di 45 derajat equator. Pendapatku? ah defisiensi logik.

Menurutku poinnya disini adalah bahwa cara penulisan yang tidak gamblang dan eksplisit akan membuka ruang untuk interpretasi dan fantasi personal. Absolutismus? Tidak.

8. Pengorbanan tertinggi Yesus

Konon saat kita lahir kita sudah terikat hukum Taurat. Yang berarti semua ditimbang dengan neraca. Tapi karena kita manusia berdosa, timbangan kita tidak akan plus, oleh karena itu diutuslah Yesus datang ke dunia untuk mem-plus-kan timbangan kita dihadapan sang hakim agung.

Aku koq garuk-garuk kepala ya? Bukan aku koq yang mau diikat dengan hukum Taurat? Siapakah yang melegitimasi hukum ini? Tuhan sendiri.. Lalu apakah sekarang Ia menyesal karena hukumNya ini terlalu berat, lalu Ia mengutus sang Anak untuk menebusku? Ya bukan urusanku.. Itu inkonsistensi pemerintah, aku hanya seorang reluctant tax payer di negara yang memaksa memajaki aku.

Ibaratnya ibuku keras terhadapku. Bila aku salah aku dipukuli, kemudian suatu saat mungkin ibuku menyesal atau kasihan, lalu diberikannya aku sebuah mobil. Oh, terima kasih. Tapi ia mengharapkan aku untuk menyembah mobil ini, membersihkannya setiap hari, dan jika aku lupa isi bensin, aku akan dihukum lagi, mungkin bahkan lebih berat. Katanya,"Kamu sudah dikasih mobil, isi bensin doank apa susahnya sih? Kalo kamu ga isi bensin, kamu bukan anak mama lagi." Hm, ini hanya menambah bebanku rasanya. Mending ga usah deh.. Aku juga tidak pernah minta mobil koq.. Toh dari pertama aku tidak punya hak untuk protes juga saat dipukuli. Kekuasaan mamaku absolut, tapi saat ia inkosisten, tidaklah lucu bahwa ia mengharapkan bahwa aku menerima perubahan dan melupakan semua pukulannya dengan senyum diwajah.

Saat aku join komsel, semua orang yang ada disitu menangis saat leader komsel menceritakan sebuah kisah sedih.
Suatu hari seorang penjaga rel kereta api membawa anaknya pergi bekerja bersamanya. Anak satu-satunya ini bermain-main di bawah rel. Dari kejauhan datang sebuah kereta api berisi ratusan orang. Bapak penjaga rel sekarang dihadapkan dengan dilema fatal dimana ia harus memutuskan untuk menurunkan rel dan mengorbankan anaknya untuk terjepit rel atau tidak menurunkan rel yang berarti anaknya akan selamat, tapi kereta itu akan terlempar jalur dan mengorbankan nyawa ratusan orang di kereta tersebut. Akhirnya dengan hati yang teramat sakit, bapak ini menurunkan rel dan membiarkan anaknya mati terlindas kereta untuk menyelamatkan nyawa ratusan orang didalam kereta.

Kemudian si leader komsel berkata,"Bayangkan, betapa sakitnya Bapa saat harus mengorbankan anak satu-satuNya untuk menyelamatkan manusia. Dan betapa tidak tahu diuntungnya manusia dalam kereta itu jika mereka masih tidak tahu berterima kasih kepada si bapak penjaga rel."

Ya, disini saya persilakan Anda untuk melempari saya dengan batu. Saya, the cold-hearted bitter bitch.

Saya tidak menangis. Saya malah berpikir:
1. Si bapak tidak seharusnya membiarkan anaknya bermain di rel. Itu memang sudah tugas dan tanggung jawabnya untuk memastikan keselamatan penumpang kereta.
Tapi saya tidak memungkiri bahwa manusia melakukan kesalahan dan saya tidak mengecilkan arti kesedihan si bapak penjaga rel. Banyak terima kasih kepada bapak rel untuk pengorbananannya. Enough said. Saya tidak ingin mengelaborasi disini.

2. Analogi ini tidak tepat sama sekali.
Kesedihan bapak penjaga rel TIDAK sama dengan kesedihan Tuhan. IF/KALAU/JIKA si bapak rel bisa membangkitkan anaknya lagi, atau sudah tahu bahwa anaknya akan hidup lagi dalam tiga hari, ia tidak akan begitu sedih dan sakit hati. Mungkin ia akan duduk-duduk minum kopi sambil membaca koran, sambil menunggu hari ketiga saat anaknya bangun lagi. Ya mungkin ada rasa cemas, sedih karena anaknya harus kesakitan. Tapi kalau aku dihadapkan dalam situasi ini, aku tidak akan sedih pake banget.

Disini aku jadi merasa Tuhan koq kayak sutradara puppet show ya? Dramatis melebihi korean drama malahan.. Dan kita penonton yang bodoh, diaduk-aduk emosinya.

-----------------------------------------------
Konklusi akhir: Persepsiku tentang Tuhan berbeda dari mereka the religious church-goers.
Tuhan itu maha canda,
(tapi tidak berarti maha baik dan maha konsisten)

"I refuse to be forced to believe in other people's interpretations of God. I don't think anybody should be. No one person can own the copyright to what God means.” -Marilyn Manson

2 comments:

Assyrian Turkey Crusaders said...

ANEH... SUNGGUH ANEH, JIKA ORANG YG BUKAN KRISTEN SUNGGUH PEDULI DENGAN BAJU APA YG DIPAKENYA ORANG KRISTEN, PADAHAL DIA SAMA SEKALI TIDAK MENYADARI BAHWA BAJU MUSLIM YG IYA KENAKAN JUSTRU COMPANG-CAMPING DAN SUDAH BAU, LUSUH DAN SUNGGUH SANGAT TIDAK LAYAK. JIKA DASAR KEIMANAN KRISTIANI SELAMA 6 ABAD SEBELUM MUHAMMAD LAHIR SUDAH PASTI DAN TAK TERBANTAHKAN BAHWA DASAR ITU ADALAH : YESUS KRISTUS PUTERA TUNGGAL ALAAH DAN SANG FIRMAN ITU SENDIRI DAN ALLAH ITU SENDIRI. JADI UNTUK APA ORANG-2 KRISTIANI TERLALU MEMPERDEBATKAN BAJU YG IA PAKE KEPADA ORANG MUSLIM MAUPUN YAHUDI. ....HOLLY BIBLE BUKANLAH SATU-SATU NYA HAL UTAMA DAN YANG PERTAMA BAGI DASAR KEIMANAN KRISTIANI MELAINKAN YESUS KRISTUS YANG IALAH SANG ILLAHI ITU SENDIRI. JADI PENGAKUAN BAHWA YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN DAN JURUSLAMAT PENEBUS DOSA MANUSIA ITULAH YANG TERUTAMA DAN PERTAMA SEBAGAI DASAR KEIMANAN KRISTEN ORTODOKS (COPTIC) SYRIAH, KATHOLIK ROMA, PROTESTAN, PANTEKOSTA, ADVENT, TIBERIAS, BETHANIA DLL. JADI SEKIRANYA ITU SUDAH MENCUKUPI SEBAGAI DASAR PERDEBATAN KONYOL INI.
Tidak ada saksi siapapun juga yang mengatakan bahwa Al-Quran ditulis oleh Tangan Tuhan sendiri, sedangkan ALKITAB tertulis dengan banyak saksi yang diabadikan dari Ucapan Sang Firman (Kalimatulloh) Hidup itu. Sungguh Ironis jika banyak Muslim begitu banyak kepekaannya menuliskan Injil-injil Palsu (seperti Injil Barnabas... yg tidak pernah ditulis oleh Rasul Barnabas) hanya untuk memberi dukungan bukti keimanan islam mereka kepada Muhammad yang tidak pernah diutus ALLAH karna memang tidak ada bukti ke-Nabian seperti Mujizat. dan anehnya ketika si anak yatim piatu penggembala kambing itu ditanya tentang asal-asul kenabiannya atau mujizat apa yang dimilikinya sebagai seorang nabi. maka ia menjawab : Mujizatku adalah "Al-Quran" ... sungguh aneh bin ajaib .... seorang buta huruf memiliki Mujizat hanya sebuah buku.... dan buku karangan dongengnya itulah yang dipuja laksana DEWA....

ya itulah mujizat seorang buta huruf .... berupa buku dongeng menjelang tidur....
dan berbahagialah orang-orang yang mempercayainya dan berpegang teguh padanya... karena mereka-merekalah penghuni NERAKA mula - mula.

WELLCOME TO THE HELL

Wi Les said...

I beg to differ:
1. Saya bukan muslim. Saya seorang mantan kristiani yang bertanya2 tentang kekristenan saya sendiri. Yang berarti saya tahu apa yang saya bicarakan.

2. Hal tentang keilahian Yesus sendiri kontroversial. Ada baiknya bila anda membaca ttg sejarah kristen sendiri. Tentang Konstantinopel dan Konsili Nicea
http://www.jesuswordsonly.com/Recommended-Reading/council-of-nicea-of-325-ad.html

3. Saya rasa Anda sendiri belum pernah ke neraka. Dan bukan hak prerogatif Anda untuk me-welcome saya kesana. Terima kasih tapi untuk undangannya :)