May 25, 2011

Menggugat Tuhan 3

5. Tentang pilihan bebas.

Selalu dikatakan bahwa aku memiliki pilihan bebas untuk memutuskan apakah aku mau menerima dan percaya. Jika aku percaya maka aku akan selamat. Jika tidak?
Saat aku dilahirkan, apakah aku diberi pilihan bebas untuk memilih apakah aku memang mau lahir atau tidak? Atau dimanakah aku ingin hidup, di keluarga macam apa? Rasanya tidak. Aku dipaksa untuk menerima.

Lalu saat things get harder, aku diberi pilihan bebas? Mengapa tidak ada yang memaksa aku untuk percaya? Aku ingin dipaksa, seperti aku dipaksa untuk menerima pemberian hidup. Alangkah tidak adilnya saat aku harus membuat keputusan sulit yang berhubungan dengan keselamatanku, aku diberi pilihan. Sedangkan saat tidak ada yang dipertaruhkan, aku tidak diberi pilihan. Ini anomali.

6. Tentang memaafkan

Kita diajar untuk selalu memaafkan. 7 kali 77 kali. Ini konsep yang amat baik. Terima kasih. Tapi mari kita lihat siapa yang mengajarkan konsep ini? Sesosok yang menghukum Adam dan Hawa untuk selamanya karena satu kesalahan (memakan buah dari pohon pengetahuan)? Dimanakah forgiveness? Yang menurutku pun sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Ibaratkan seorang ibu yang memberitahu anak-anaknya untuk tidak memegang pisau, tetapi sebilah pisau diletakkan dalam jangkauan tangan anaknya. Menurutku kondisi mental Adam dan Hawa bagaikan anak kecil yang belum tahu apa-apa, dan anak kecil biasanya punya rasa keingintahuan yang sangat besar. Ini seharusnya disadari oleh semua orang tua, bila mereka tidak ingin anaknya teriris pisau, maka seharusnya pisau itu disembunyikan. Bukan malah dipajang didepan mata.

Jika jawaban Anda adalah bahwa Tuhan hendak memberikan pilihan bebas kepada Adam dan Hawa, tidak seperti robot yang hanya diprogram, maka mari kita kembali ke poin kelima. Mereka tidak bebas memilih apakah mereka ingin diciptakan, juga tidak bebas memilih jenis kelamin mereka, maka mengapa tiba-tiba diberikan pilihan bebas ketika banyak yang harus dipertaruhkan?

No comments: